Accounting

STRATEGI AKUNTANSI EFISIEN DAN TEPAT GUNA.

STRATEGI AKUNTANSI EFISIEN DAN TEPAT GUNA.

Halo sobat Acis, Kembali lagi bersama kami Acis Indonesia. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai Strategi akuntanasi efisiensi dan tepat guna.

 Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa dalam sebuah akuntansi adalah proses yang berkaitan dengan keuangan apapun yang terjadi dalam bisnis atau organisasi. Akuntansi memiliki sebuah proses, yang terdiri dari mencatat, meringkas, menganalisa, dan melaporkan data. Berikut adalah penjelasan proses tersebut:

1. Mencatat

Mencatat transaksi dalam akuntansi adalah proses pendokumentasian setiap aktivitas keuangan yang terjadi dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Aktivitas ini melibatkan pencatatan semua transaksi keuangan, seperti penerimaan kas, pengeluaran, pembelian, penjualan, dan pembayaran utang atau piutang. Pencatatan ini dilakukan dalam buku jurnal atau sistem akuntansi elektronik, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.

Tujuan mencatat transaksi adalah untuk memastikan bahwa semua perubahan dalam posisi keuangan suatu entitas tercatat secara akurat dan lengkap, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan dapat mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya.

Dalam mencatat transaksi akuntansi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar pencatatan tersebut akurat dan sesuai dengan prinsip akuntansi. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan:

  1. Identifikasi Transaksi yang Jelas: Pastikan bahwa transaksi yang akan dicatat benar-benar telah terjadi dan memiliki dokumen pendukung, seperti faktur, kwitansi, atau nota. Setiap transaksi harus jelas dan lengkap sebelum dicatat.
  2. Tanggal Transaksi: Pencatatan harus sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi. Tanggal ini penting untuk mengetahui kapan transaksi mempengaruhi posisi keuangan perusahaan.
  3. Akun yang Terkena Pengaruh: Setiap transaksi mempengaruhi setidaknya dua akun (prinsip double-entry), yaitu akun debet dan kredit. Anda harus menentukan akun-akun mana yang bertambah dan berkurang dalam transaksi tersebut.
  4. Nilai Transaksi: Pastikan nilai transaksi dicatat secara akurat. Jumlah yang salah dapat menyebabkan laporan keuangan yang tidak benar. Nilai ini biasanya merujuk pada jumlah yang tercantum dalam dokumen transaksi.
  5. Jenis Transaksi: Kategorikan transaksi berdasarkan jenisnya, misalnya transaksi kas, penjualan, pembelian, atau transaksi non-kas lainnya. Ini penting untuk pengelompokan data di laporan keuangan.
  6. Prinsip Akuntansi yang Berlaku: Pencatatan transaksi harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku, seperti Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia atau IFRS untuk standar internasional.
  7. Pencatatan Secara Kronologis: Transaksi harus dicatat dalam urutan waktu terjadinya untuk memudahkan pelacakan dan penyusunan laporan keuangan.
  8. Konsistensi dalam Pencatatan: Gunakan metode pencatatan yang konsisten, baik dalam format laporan maupun penentuan akun yang terkait, untuk memudahkan pembacaan dan analisis laporan keuangan.
  9. Verifikasi Dokumen: Setiap transaksi harus diverifikasi berdasarkan dokumen pendukung seperti faktur, kwitansi, atau bukti bank untuk memastikan keabsahannya.

Memperhatikan hal-hal ini membantu menjaga keakuratan laporan keuangan dan memastikan informasi yang diberikan sesuai dengan kenyataan.

2. Meringkas

Meringkas dalam akuntansi adalah proses menggabungkan atau menyederhanakan data transaksi yang telah dicatat ke dalam bentuk laporan yang lebih singkat dan mudah dipahami. Proses ini dilakukan setelah semua transaksi dicatat dalam buku jurnal, kemudian diposting ke buku besar, dan akhirnya disusun menjadi laporan keuangan utama seperti:

  1. Neraca (Balance Sheet): Laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas.
  2. Laporan Laba Rugi (Income Statement): Laporan yang merangkum pendapatan dan beban perusahaan untuk periode tertentu, sehingga menunjukkan laba atau rugi bersih.
  3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement): Laporan yang merangkum aliran masuk dan keluar kas selama periode tertentu, yang dibagi dalam tiga aktivitas utama: operasional, investasi, dan pendanaan.
  4. Laporan Perubahan Ekuitas: Laporan yang menunjukkan perubahan dalam modal atau ekuitas pemilik selama periode akuntansi tertentu.

Tujuan dari meringkas data dalam akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi pemangku kepentingan (stakeholders) seperti manajemen, investor, kreditor, dan pihak lainnya. Informasi ini digunakan untuk pengambilan keputusan terkait kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Secara umum, untuk sebuah data mentah adalah hasil pencatatan transaksi dan dianggap tidak terlalu penting. Data mentah ini tidak terlalu berpengaruh pada proses pengambilan keputusan.

Namun, peran penting seorang akuntan untuk menggunakan data mentah, mengelompokkan menjadi beberapa kategori, serta menerjemahkannya. Sehingga, proses yang biasa terjadi adalah mencatat transaksi, lalu meringkasnya.

3. Melaporkan

Pelaporan dalam akuntansi adalah proses penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan, kinerja, serta arus kas suatu entitas atau organisasi selama periode tertentu. Tujuan utama dari pelaporan ini adalah memberikan informasi yang relevan, andal, dan dapat dibandingkan kepada berbagai pihak berkepentingan, seperti pemilik, manajemen, investor, kreditur, dan pemerintah, untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan utama yang biasanya disajikan meliputi:

  1. Laporan Laba Rugi – Menunjukkan pendapatan, beban, serta laba atau rugi selama periode tertentu.
  2. Neraca (Laporan Posisi Keuangan) – Menggambarkan aset, kewajiban, dan ekuitas entitas pada akhir periode pelaporan.
  3. Laporan Arus Kas – Menunjukkan aliran masuk dan keluar kas selama periode tertentu, dikategorikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
  4. Laporan Perubahan Ekuitas – Menggambarkan perubahan dalam ekuitas pemilik selama periode tersebut.

Dalam pembuatan laporan keuangan, ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan agar laporan tersebut dapat memberikan informasi yang relevan, akurat, dan sesuai dengan standar akuntansi. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan:

a. Keputusan Terhapadap Standar Akuntansi

  • Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, seperti SAK (Standar Akuntansi Keuangan) di Indonesia atau IFRS (International Financial Reporting Standards) di tingkat internasional. Ini penting untuk memastikan laporan dapat dipahami dan digunakan oleh berbagai pihak.

b. Keterampilan dan keakuratan Data

Data yang digunakan harus didasarkan pada catatan transaksi yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Kesalahan dalam pencatatan atau perhitungan bisa menyebabkan laporan tidak akurat, yang pada akhirnya memengaruhi pengambilan keputusan.

c. Penyajian yang Jelas dan Mudah Dipahami

  • Laporan keuangan harus disusun dengan format yang jelas dan mudah dipahami, baik oleh manajemen internal maupun pihak eksternal seperti investor, kreditur, atau regulator. Penggunaan istilah-istilah akuntansi yang tepat dan penjelasan yang memadai sangat diperlukan.

d. Prinsip Materials

  • Hanya informasi yang material atau signifikan yang perlu disajikan dalam laporan keuangan. Artinya, data yang tidak terlalu penting dan tidak memengaruhi pengambilan keputusan bisa dikelompokkan atau diringkas.

e. Konsistensi

  • Metode dan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan harus konsisten dari satu periode ke periode berikutnya. Ini memungkinkan perbandingan kinerja keuangan antarperiode dan meminimalisir kebingungan pengguna laporan.

f. Prinsip Kehati-hatian (Prudence)

  • Saat menghadapi ketidakpastian dalam pengukuran pendapatan, aset, atau kewajiban, laporan keuangan harus dibuat dengan prinsip kehati-hatian. Misalnya, mengakui kerugian yang berpotensi terjadi tetapi tidak melebih-lebihkan pendapatan atau keuntungan.

g. Periode Pelaporan yang Tepat

  • Laporan keuangan harus mencerminkan kondisi dan aktivitas keuangan selama periode pelaporan yang ditentukan, misalnya bulanan, kuartalan, atau tahunan. Kesalahan dalam menentukan periode dapat menyebabkan laporan menjadi tidak relevan.

h. Pengungkapan yang Lengkap ( Disclosure)

  • Informasi yang penting dan berdampak signifikan harus diungkapkan dalam catatan laporan keuangan, seperti kebijakan akuntansi yang digunakan, komitmen kontrak, kewajiban kontinjensi, atau informasi mengenai transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa.

i. Prinsip Kelangsungan Usaha (Going Concern)

  • Laporan keuangan harus disusun dengan asumsi bahwa entitas akan terus beroperasi di masa mendatang. Jika ada indikasi bahwa kelangsungan usaha terancam, hal ini harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

j. Akurat dalam Pengklasifikasian

  • Pengklasifikasian akun-akun keuangan, seperti pemisahan antara aset lancar dan tidak lancar, atau utang jangka pendek dan panjang, harus dilakukan dengan benar agar pembaca dapat memahami posisi keuangan entitas dengan jelas.

k. Audit dan Vertifikasi

  • Laporan keuangan yang sudah selesai sebaiknya diaudit oleh auditor eksternal independen untuk memastikan keandalan dan integritas laporan tersebut, terutama untuk perusahaan yang sudah go public atau entitas yang signifikan.

Dengan memperhatikan aspek-aspek di atas, laporan keuangan yang dihasilkan akan lebih berkualitas, dapat dipercaya, dan memberikan manfaat yang maksimal bagi penggunanya.

Dalam hal ini, pengusaha biasanya menerima laporan keuangan perusahaan yang dikirim setiap bulan. Pada saat yang sama, ada juga laporan tahunan yang merangkum semua kegiatan perusahaan.

4. Menganalisa

Terakhir, menganalisa merupakan proses akhir yang penting dalam akuntansi. Setelah merekam dan meringkas, tentunya kita perlu menarik kesimpulan. Di sinilah peran penting sebuah manajemen untuk memeriksa poin antara positif dan negatif.

Dalam menganalisa semua ini, akuntansi memperkenalkan sebuah konsep perbandingan. Dimana kita bisa membandingkan antara penjualan, laba rugi, dan lainnya untuk menentukan dan juga menganalisa kerja serta mengambil keputusan.

Dari banyaknya pengertian akuntansi, semuanya hampir memiliki tujuan yang sama, yaitu setiap tujuannya memberi laporan akurat tentunya berkaitan sesuai dengan masalah keuangan perusahaan.

Definisi akuntansi akan sangat membantu dalam menyajikan laporan secara detail mengenai pengeluaran dan pemasukan perusahaan sehingga dapat mengetahui keuntungan dan kerugian. Selain itu, penerapan  ilmu akuntansi juga akan membantu perusahaan untuk mengetahui karyawan yang melakukan kecurangan.

Demikian terkait Strategi akuntanasi efisiensi dan tepat guna.     

Dan jika Sobat Acis memiliki usaha tetapi tidak mau repot untuk melakukan proses pencatatan, serahkan kepada tim accounting service Acis yang sudah berpengalaman, karena sudah 15 tahun sudah menghandle bermacam pembukuan dari berbagai bidang usaha. Sehingga strategi akuntansi sobat acis tercatat secara efisien dan tepat guna.

Bila ada yang kurang jelas dan ingin mendapat penjelasan yang lebih spesifik dari tim solution expert kami silahkan hubungi kami ACIS Indonesia melalui telpon di 021-29018652 / 087884538950 atau email ke [email protected]. Kami siap membantu Anda..!

Kami ACIS Indonesia adalah konsultan penjualan resmi Software Accounting ACCURATE. Kami juga menyediakan jasa training ACCURATE dan maintenance ACCURATE bagi perusahaan yang sudah menggunakan software ACCURATE dan mengalami kendala atau kesulitan dalam penggunaan software ACCURATE nya anda dapat menghubungi kami pada email : [email protected]. Kami selalu siap melayani Anda mulai dari Aceh, Padang, Jambi, Bengkulu, Medan, Palembang, Bangka Belitung, Serang, Tangerang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Lombok, Pontianak, Balikpapan, Manado, Makassar sampai Papua.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *